Kejadian bencana banjir besar Provinsi Kalimantan Selatan sudah berlalu satu minggu. Beberapa daerah yang terkena dampak banjir sudah mulai surut. Akan tetapi, sampai dengan Rabu, tanggal 20 Januari 2021, beberapa daerah sebenarnya masih tergenang.
Ketidaktersediaan citra penginderaan jauh pada saat puncak kejadian banjir pada tanggal 13 hingga 16 Januari membuat kami PPIIG ULM kesulitan untuk menyajikan peta estimasi area terdampak banjir. Memang pada Hari Jum’at tanggal 15 Januari 2021, Citra Sentinel-2 MSI lewat dan merekam di atas Kalsel. Akan tetapi, dikarenakan cuaca yang sangat buruk, citra optik menjadi tidak efektif. Permukaan bumi tidak dapat dilihat sama sekali, melainkan hanya awan yang dapat terlihat di citra.
Pada Sabtu 16 Januari 2021, menyusul Citra Landsat-8 merekam permukaan bumi Kalimantan Selatan. Akan tetapi, dikarenakan cuaca yang masih belum begitu mendukung, hanya sebagian kecil wilayah yang dapat terlihat pada citra ini. Anda dapat mendownload dan melihat analisis geospasial banjir Kalsel pada tanggal 16 Januari 2021 di sini.
Pada saat kondisi cuaca buruk, satu-satunya harapan ahli penginderaan jauh adalah citra radar. Sebab citra radar relatif tidak terganggu oleh kondisi cuaca, sekalipun terganggu, gangguannya tidak separah citra optik.
Akan tetapi, masalah lain muncul, dari tanggal 13 hingga 19 Januari 2021 tidak tersedia citra radar yang merekam Kalsel. Citra radar Sentinel-1A SAR milik Badan Antariksa Eropa terakhir merekam Kalsel sebelum banjir pada tanggal 8 Januari 2021. Dan baru merekam Kalsel lagi pada tanggal 20 Januari 2021. Sehingga kami hanya bisa menyajikan kejadian banjir Kalsel secara lengkap seluruh wilayah provinsi pada tanggal 20 Januari 2021.
Anda dapat mendowload peta di atas dalam format JPEG full resolution skala 1 : 100.000 di sini.
Karena kejadian banjir yang kami petakan berdasarkan pencitraan tanggal 20 Januari 2021, tentu saja luasan genangan yang terpetakan akan lebih kecil dibanding pada saat puncak kejadian banjir, yaitu tanggal 14 dan 15 Januari 2021. Sebab pada tanggal 20, beberapa wilayah yang tergenang air sebagian sudah mengering. Itu sebabnya, estimasi area terdampak banjir kami kombinasikan antara hasil ekstraksi dari citra dengan data koordinat lokasi banjir dari lapangan. Kombinasi antara data dari satelit dengan data lapangan akan memberikan gambaran area terdampak yang lebih luas.
Tentu saja, data lokasi banjir dari lapangan lebih akurat dibanding citra satelit. Akan tetapi, citra satelit mampu memberikan cakupan wilayah yang lebih luas. Bahkan informasi banjir pada wilayah-wilayah yang tidak terakses oleh manusia, informasinya bisa diberikan oleh citra satelit. Sementara data banjir dari lapangan hanya diperoleh di lokasi-lokasi yang memang sudah terakses oleh manusia.
Mudahan para penentu kebijakan di Kalimantan Selatan memanfaatkan data dan informasi serta para SDM di PPIIG ULM,
Sangat baik sekali dengan adanya pencitraan satelit ini.
Semoga kedepan nya kita semua bisa memberikan pemahaman kepada pemerintah derah dan pusat bahwa banjir ini akibat dari berkurangnya hutan, pertambangan yang semakin menggila dan pembukaan lahan sawit. Kalau tidak sekarang kapan lagi??? Atau menunggu Kal-Sel tenggelam dulu.
Wassalam
Ttd ALUMNI FISIP MAP ULM