Lahan Basah Kalimantan Selatan

Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memiliki visi “Terwujudnya ULM sebagai Universitas terkemuka dan berdaya saing di bidang lingkungan lahan basah.” Selengkapnya dapat Anda baca langsung di tautan https://ulm.ac.id/id/visi-misi-tujuan-dan-sasaran-serta-strategi-pencapaian/. Visi ini kemudian diadaptasi sesuai bidang dan kompetensi pada masing-masing fakultas yang ada di bawah ULM.

Pada bagian ini, PPIIG ULM mencoba menyajikan informasi geospasial lahan basah Provinsi Kalimantan Selatan, berdasarkan data Global Wetlands Version 3 yang dipublikasikan oleh Center for International Forestry Research (CIFOR). Selengkapnya, data lahan basah seluruh dunia dapat Anda download sendiri secara gratis di situs https://www2.cifor.org/global-wetlands/. Informasi-informasi geospasial yang tersedia adalah tipe-tipe lahan basah, sebaran lahan gambut, dan estimasi kedalaman gambut.

Distribusi geospasial lahan basah Kalimantan Selatan menurut Global Wetlands Version 3

Data Global Wetlands Version 3 memiliki resolusi spasial sekitar 123 meter. Sehingga kalau dikonversi ke skala peta, akan menghasilkan peta dengan skala 1 : 250.000. Tentu saja, skala peta seperti ini masih tergolong skala kecil yang hanya cukup untuk level provinsi. Sementara untuk level yang lebih detail, seperti kabupaten, kota, kecamatan, atau desa, diperlukan sebuah studi ekstraksi informasi geospasial lahan basah yang lebih detail.

Data luasan lahan basah Kalimantan Selatan menurut Global Wetlands Version 3

Menurut Global Wetlands Version 3, total lahan basah Kalimantan Selatan adalah sekitar 1.194.471,98 hektare, atau 32,39% dari total luas daratan Kalimantan Selatan. Lahan basah menurut Global Wetlands Version 3 ini tidak mencakup lahan basah lepas pantai (Offshore wetlands). Dimana menurut Ramsar Wetlands Convention, kedalaman perairan sampai kedalaman 6 meter dari bibir pantai dianggap sebagai Offshore wetlands. Sehingga boleh jadi lahan basah Kalimantan Selatan sebenarnya lebih luas dibanding estimasi dari Global Wetlands Version 3. Apalagi jika skalanya diperbesar lagi.

Distribusi geospasial dan estimasi kedalaman gambut Kalimantan Selatan menurut Global Wetlands Version 3

Lebih jauh, menurut pengalaman kami, data Global Wetlands Version 3 tidak begitu akurat, khususnya informasi geospasial kedalaman gambutnya. Beberapa daerah yang bukan gambut, justru dianggap sebagai lahan gambut. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat resolusi spasial atau skala informasinya yang cukup kasar. Untuk studi secara umum, informasi geospasial lahan basah dari Global Wetlands Version 3 ini dapat dijadikan sebagai informasi pendahuluan atau informasi indikatif.

Jika Anda mengambil informasi geospasial lahan basah dari Global Wetlands Version 3, Anda diwajibkan untuk mensitasi 2 jurnal berikut:

  • Gumbricht, T.; Román-Cuesta, R.M.; Verchot, L.V.; Herold, M.; Wittmann, F; Householder, E.; Herold, N.; Murdiyarso, D., 2017, “Tropical and Subtropical Wetlands Distribution version 2”, https://doi.org/10.17528/CIFOR/DATA.00058.
  • Gumbricht, T., Román-Cuesta, R.M., Verchot, L.V., Herold, M., Wittmann, F., Householder, E., Herold, N., Murdiyarso, D.. 2017. An expert system model for mapping tropical wetlands and peatlands reveals South America as the largest contributor.  Global Change Biology 23(9):3581-3599 doi: http://www.cifor.org/pid/6419

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *