Kandidat Lokasi Ibukota Negara: Hanya Pesisir Timur dan Tenggara Kalsel yang Relatif Aman dari Asap Karhutla

Kabar tentang rencana akan dipindahkannya ibukota negara Republik Indonesia kembali ramai beberapa hari ini. Salah satu rencana tujuan pemindahan lokasi ibukota negara tersebut adalah Pulau Kalimantan. Hal ini, dengan pertimbangan bahwa, pulau ini merupakan paling aman dari bencana alam, seperti gempa bumi. Di samping masih banyaknya lahan kosong yang tersedia.

Berbagai kajian sudah dilakukan, sehingga memunculkan beberapa kandidat lokasi ibukota negara di Pulau Kalimantan. Ada yang merekomendasikan di Palangkaraya (Kalimantan Tengah) atau daerah sekitarnya. Ada juga yang merekomendasikan daerah di Kabupaten Kotabaru atau Kabupaten Tanah Bumbu (Kalimantan Selatan). Pada kenyataannya, sebagian besar wilayah yang direkomendasikan berada di seputaran Provinsi Kalteng, Kalsel, dan Kaltim.

Memang Pulau Kalimantan merupakan pulau yang relatif paling aman dari bencana alam, dibanding pulau-pulau besar lainnya di Indonesia. Akan tetapi, bukan berarti Pulau Kalimantan sepenuhnya aman dari bencana. Salah satu bencana yang menjadi langganan Pulau Kalimantan adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang terjadi setiap musim kemarau. Dampak langsung yang ditimbulkan dari bencana karhutla ini adalah asap dan kabut.

Atas dasar ini, kami mencoba melakukan observasi, wilayah-wilayah mana saja yang relatif paling aman dari asap karhutla, dari ketiga provinsi yang direkomendasikan sebagai kandidat lokasi ibukota negara, yaitu Kalteng, Kalsel, dan Kaltim. Dalam hal ini, observasi secara visual kami lakukan menggunakan citra hasil perekaman Satelit Geostasioner Himawari-8 milik Jepang, yang mengorbit di atas Kepulauan Indonesia.

Kami mengambil studi kasus musim kemarau tahun 2015. Sebab dalam 10 tahun terakhir, kemarau terpanjang dan karhutla terparah terjadi pada tahun 2015. Anda pun dapat turut serta untuk melakukan observasi menggunakan Citra Himawari-8, melalui link https://himawari8.nict.go.jp/.

Citra Himawari-8 tanggal 30 Agustus 2015 jam 12.00 WITA
Memperlihatkan kejadian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Tengah dan Selatan

Citra Himawari-8 tanggal 15 September 2015 jam 12.00 WITA
Memperlihatkan asap kebakaran hutan dan lahan yang menutupi sebagian Kalteng, Kalsel, dan Kaltim

Citra Himawari-8 tanggal 29 September 2015 jam 12.00 WITA
Memperlihatkan asap kebakaran hutan dan lahan yang menutupi sebagian Kalteng, Kalsel, dan Kaltim

Citra Himawari-8 tanggal 15 Oktober 2015 jam 12.00 WITA
Memperlihatkan asap kebakaran hutan dan lahan yang menutupi sebagian Kalteng, Kalsel, dan Kaltim

Citra Himawari-8 tanggal 20 Oktober 2015 jam 12.00 WITA
Memperlihatkan asap kebakaran hutan dan lahan yang menutupi sebagian Kalteng, Kalsel, dan Kaltim

Citra Himawari-8 tanggal 24 Oktober 2015 jam 12.00 WITA
Memperlihatkan asap kebakaran hutan dan lahan yang menutupi sebagian Kalteng, Kalsel, dan Kaltim

Sebagaimana terlihat pada gambar-gambar yang disajikan di atas, bahwa kebakaran terparah terjadi pada bulan Oktober 2015. Pada bulan ini, sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, termasuk Kota Palangkaraya, tertutup asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Bahkan sebagian wilayah Kalimantan Timur, hingga ke Balikpapan juga tidak luput dari sasaran asap karhutla.

Jika distribusi asap berbagai waktu di atas digabungkan (overlay) seluruhnya , akan terlihat bahwa hanya wilayah pesisir Timur, Tenggara, dan sebagian kecil pesisir Selatan dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang relatif paling aman dari asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Lebih jelasnya, prediksi wilayahnya dapat dilihat pada gambar di bawah:

Perkiraan wilayah Kalimantan Selatan yang paling aman dari asap kebakaran hutan dan lahan, berdasarkan data historis kebakaran terparah pada tahun 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *