Pada Hari Jum’at, tanggal 22 Maret 2019 kemaren, satelit milik European Space Agency (ESA), yaitu Sentinel-2B kembali merekam tepat di wilayah muara Sungai Barito. Menyusul kemudian besoknya, Hari Sabtu, tanggal 23 Maret 2019, satelit milik United States Geological Survey (USGS), yaitu Landsat 8, juga merekam tepat di wilayah muara Sungai Barito.
Harapan kami, kedua wahana earth imaging tersebut mampu menyajikan informasi kondisi terkini dari muara Sungai Barito. Akan tetapi, kondisi cuaca kurang bersahabat pada 2 hari itu. Sehingga citra hasil rekaman kedua satelit tersebut dipenuhi gangguan atmosferik, yaitu awan.
Akibatnya, kami hanya bisa menyajikan informasi kondisi terakhir muara Sungai Barito secara visual. Tanpa melakukan analisis perhitungan muatan suspensi. Sebab jika dipaksakan melakukan analisis nilai spektral (perhitungan muatan suspensi), output yang dihasilkan akan memiliki bias yang sangat besar.
Sekedar untuk penyajian informasi visual ini pun, kami harus beberapa kali melakukan koreksi pada citra, termasuk koreksi awan cirrus.
Berikut adalah citra hasil perekaman terkini muara Sungai Barito:
Perkembangan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kondisi 1 bulan sebelumnya, yaitu tanggal 20 Februari 2019, adalah bertambah luas dan jauhnya distribusi muatan suspensi ke tengah laut. Bahkan distribusi muatan suspensinya mencapai jarak 22 kilometer dari muara Sungai Barito, dan sebarannya terlihat merata pada jarak 20-an kilometer dari muara Sungai Barito. Berbeda dengan kondisi 20 Februari 2019, dimana distribusi muatan suspensinya berkisar 13 hingga 17 kilometer dari muara Sungai Barito, dan tidak tersebar merata pada jarak tersebut.
Pada Citra Landsat 8, terlihat muatan suspensi dari muara Sungai Barito bercampur dengan muatan suspensi dari muara sungai lainnya yang berada di sebelah Barat Sungai Barito, yaitu Sungai Murung (Provinsi Kalimantan Tengah).
Secara visual, pada kondisi saat ini kepekatan suspensi muara Barito terlihat berkurang. Tentu saja ini hanya analisis visual, jika dianalisis lebih jauh secara kuantitatif, muatan suspensinya belum tentu berkurang. Akan tetapi, seperti yang sudah kami sebutkan sebelumnya, bahwa pada kondisi terakhir ini (22 dan 23 Maret 2019), sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan analisis kuantitatif muatan suspensi, mengingat gangguan atmosferik yang cukup intens pada kedua citra. Meskipun citra sudah dikoreksi, efeknya hanya mampu memperjelas kenampakan secara visual. Secara kuantitatif, nilai spektralnya masih bias.
Untuk selanjutnya, kami menunggu perekaman Satelit Sentinel-2A di atas muara Sungai Barito pada Hari Rabu, tanggal 27 Maret 2019, sekitar jam 10:30 WITA,